Bismillahirrahmanirrahim
سمعت
رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : " من رأى منكم منكرا فليغيره بيده ، فإن
لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان " (رواه مسلم)
.
Di zaman yang semakin
kuat dengan jargon Hak Asasi Manusia ini,
manusia secara tidak sadar di ajak untuk lepas dari Haq-nya sebagai
manusia, ia semakin jauh dari Tuhan-Nya, semakin sekuler dan keluar dari
jalurnya sebagai manusia yang selalu beribadah kepada-Nya. Mengapa demikian?
Keinginan manusia untuk bebas dengan
mengatasnamakan HAM semakin menjadi- menjadi. Berbuat seenaknya (telanjang dihadapan selain mahramnya, diluaran
rumah & pinggiran pantai, sex bebas, kumpul kebo sampai punya anak, dll ) dengan alasan yang penting bisa jaga diri, asal suka sama suka tidak ada
paksaan atas nama HAM, legalisasi LGBT dengan HAM, apakah ketika melihat saudara-saudara kita terjerumus dalam kemungkaran,
kedzoliman, dan kejahatan serta penyiksaan dan pembantaian lantas didiamkan
begitu saja atas nama HAM ? tentu saja tidak.
Jika kita renungkan hal-hal di atas ternyata implikasi dari pada
HAMisme sungguh berbahaya dan merusak. Tetapi apakah semua yang diusung oleh
HAM ini jelek semua, atau tidak ada yang bisa kita ambil nilai positif dari HAM
tersebut. Jika kita pelajari lebih mendalam memang sepertinya ada beberapa hal
yang bisa kita ambil seperti manusia punya hak untuk hidup, hak beragama, hak mendapat
pendidikan, hak memperoleh kesamaan tanpa dibedakan di mata hukum alias pilih-pilih
dll. Tetapi sebenarnya masih memiliki kelemahan yaitu HAM itu sendiri dengan
segala isinya ternyata tidak memiliki dimensi ibadah dan hanya bersifat
manusiawi, duniawi (sekuler) dan jauh dari unsur rabbaniyah.
Padahal sebagai manusia dan seorang muslim yang haq adalah keharusan
mengintegrasikan antara Iman, Ilmu dan Amal. mengaitkan antara Aqidah, Akhlaq
dan Syari’ah, menghubungkan Islam, Iman serta Ihsan. Sehingga ia akan selalu
memahami dan mengetahui bahwa haq dia hidup di dunia ini hanyalah untuk
beribadah kepadanya, haq beragamanya hanyalah dinul Islam, hukum yang ia
laksanakan adalah syari’ah Islam, ilmu yang ia pelajari adalah ilmu yang bisa
menambah keimanannya dan mendekatkan dirinya kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.
Dari sini bisa kita pahami bahwa HAM tidaklah cocok buat seorang muslim,
akan lebih bermartabat jika kita sebagai muslim mukmin dan muhsin selaku
khalifah dan khairu ummah melaksanakan haq-haq (huquq) kita dengan beribadah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda :
“Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya
(mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup, maka
dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan
hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju) , dan demikian itu adalah
selemah-lemah iman”. Hadits Rawahu; Muslim. Wallahu ‘alam bi shawab
Penulis; Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Mahasiswa
Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam –ISID- Gontor)
0 komentar:
Posting Komentar