Bismillahirrahmanirrahim
قال رسول
الله:... قال : فأخبرني
عن الإحسان , قال: أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك... (رواه مسلم)
Indonesia dengan segala
isinya sebenarnya merupakan berkah dari Allah subhanahu wata’ala. Semua
orang yang berakal sehat pasti mengakui jika di Negara ini banyak terdapat dan
kaya akan sumber daya, baik manusia maupun alamnya. Subhanallah
Namun di tengah rizqi yang melimpah ruah
dan seakan- akan tak terbatas, ternyata tak semua manusia yang tinggal di sini
adalah manusia yang sanggup menerima amanah besar ini. Ada beberapa orang yang
terjerumus ke dalam lubang kejahatan dan kesesatan serta kedzoliman. Sehingga
mereka berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri dan juga orang lain.
Korupsi merupakan salah satu tindak kejahatan,
kesesatan dan kedzoliman. Dari kelakuan ini banyak orang dirugikan, bahkan
negara pun juga ikut dirugikan secara materi dan spirituil. Sampai- sampai
negara inipun di masukan ke dalam salah satu Negara terkorup atau paling korup
di dunia, masya’allah.
Indonesia secara mayoritas adalah negara
muslim. Amat disayangkan jika ternyata yang ikut mengkorupsi ini adalah seorang
muslim. Mengapa sampai terjadi, seorang muslim bisa melakukan perbuatan semacam
ini?
Tentunya banyak faktor jika kita telisik apa
penyebab seseorang sampai bisa korupsi. Diantaranya adalah lemahnya iman,
memang dia seorang muslim tetapi jika iman mereka sedang melemah, hawa nafsunya
dan juga setan akan semakin kuat mempengaruhinya. Akhlaq madzmumahnya lebih
dominan dari pada akhlaq mahmudahnya sehingga berimplikasi terhadap apa-apa
yang akan ia perbuat dalam aktifitas sehari- hari. Kurang melatih diri untuk
selalu meraih derajat Ihsan sehingga ia mengambil kesempatan dalam kesempitan
dan kelapangan (aji mumpung), lupa serta lalai (ghafil) mengingat Allah
(dzikrullah). Dari sini bisa kita ketahui bahwa faktor- faktor inilah
penyebab seseorang bisa melakukan sebuah kejahatan, kesesatan dan kedzoliman
dalam hal ini adalah korupsi.
Lantas apakah faktor materi juga
mempengaruhi? Bisa saja, karena kurangnya rasa qona’ah dan syukur atas apa yang
telah Allah berikan kepada mereka. Sehingga mereka rakus (tama’) serta
kufur nikmat. Bagaimana dengan mengkorupsi untuk kebutuhan bersama, organisasi
atau golongan dan partai? Tentunya hal semacam ini adalah kejahatan berjama’ah.
Inilah yang Allah subhanahu wata’ala himbau atau larang sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur’an, dan janganlah kalian saling bekerja sama dalam hal
keburukan dan kejahatan atau permusuhan (wa la ta’awanu ala al-Itsmi wa
al-Udwan). Padahal seharusnya kita sebagai seorang muslim yang haq adalah
sebuah keharusan mengintegrasikan antara Iman, Ilmu dan Amal. mengaitkan antara Aqidah,
Akhlaq dan Syari’ah, menghubungkan Islam, Iman serta Ihsan. Sehingga seharusnya bahu membahu dalam hal kebaikan
dan taqwa ( ta’awanu ala al-birri wa at-taqwa) bukan malah sebaliknya.
Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau
beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Wallahu ‘alam bi shawab
Penulis; Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Mahasiswa
Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam –ISID- Gontor)
0 komentar:
Posting Komentar