Bismillahirrahmanirrahim
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافاً خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً
-سورة النساء:٩-
dewasa ini sosok seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan, memimpin tidak hanya pada lini kehidupan sosial dan kemanusiaan saja. Humanis ataupun manusiawi hanyalah terhenti pada tataran duniawi saja. Dan Islam lebih dari sekedar itu.

Sosok seorang pemimpin yang alim (berilmu) sangatlah diperlukan, tanpa ilmu seseorang tidak akan memiliki orientasi yang jelas. Dengan ilmu kita bisa menggenggam dunia ke dalam tangan kita. Dengan ilmu seseorang tahu mana yang haq dan mana yang bathil. Dengan ilmu pula seseorang bisa mengetahui ini salah dan ini benar atau yang ini baik dan yang itu buruk.
Lantas ilmu seperti apa yang sanggup membawa kita kepada petunjuk yang benar, yakni ilmu yang bersumber dari wahyu (al-Qur’an dan as-Sunnah) dan dibantu dengan rasio/pikir serta qalb untuk ber-ta’aqul, tadzakkur, tadabbur dan tafakkur.
Lalu bagaimana cara kita mengkader pemimpin agar sesuai dengan yang kita maksud. Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya sekedar memimpin pada tataran duniawi saja, melainkan keseluruhan, yakni memimpin dalam segala aspek kehidupan baik dunia maupun akhirat. dan inilah worldview Islam. Jadi mengkader pemimpin adalah dengan mengkader dan mencetak seorang pemimpin yang sanggup mengintegrasikan antara Iman, Ilmu dan Amal. Mengaitkan antara Aqidah, Akhlaq dan Syari’ah, serta menghubungkan Islam, Iman dan Ihsan. sehingga akan melahirkan generasi khairu ummah.
Dari sinilah akan membentuk pemimpin Islam kaffah yang tidak parsial ataupun sekular. Islam merupakan segala aspek kehidupan baik dunia ataupun akhirat. Dengan mengkader pemimpin seperti demikian, akan menjadikan Negara ini lebih berperadaban, serta di dalamnya adalah mujtama’ khairu ummah (sebaik- baiknya ummat).
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar. Wallahu ‘alam bi shawab

Penulis; Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Mahasiswa Pascasarjana Institut Studi Islam Darussalam –ISID- Gontor)