Bismillahirrahmanirrahim
...وَتَعَاوَنُواْ
عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
–سورة
المائدة: ٢-
Dewasa ini, para pemimpin dituntut untuk lebih mampu
mengegakkan kebenaran, menegakkan kebenaran bukan hanya ingin dilihat oleh
manusia semata. Melainkan karena untuk beribadah kepada-Nya, amat naïf sekali
jika hal yang kita perbuat ini hanya berdimensi kemanusiaan (humanism) atau Insaniyah
saja.
Dalam
mengemban amanah dimuka bumi ini, sudah selayaknya kita selalu bekerja
sama dan bahu membahu dalam hal kebaikan dan taqwa, bukannya malah membuat,
mengikuti, atau melakukan kejahatan bersama- bersama dalam artian konspirasi
besar- besaran untuk menindas yang lain ataupun mendzolimi manusia lainnya.
Ketika
kita sudah masuk kedalam lubang kejahatan pastinya kita akan sulit juga untuk
keluar dari lubang itu, kecuali atas izin Allah S.W.T kita memperoleh Taufiq
dan hidayahNya sehingga bisa kembali kejalan yang lurus, kejalan yang
diridloi-Nya.
Islam
dalam bernegara atau berdaulah dan berpolitik mengajarkan integrasi
antara Iman, Ilmu dan Amal. Saling terkaitnya antara Aqidah, Akhlaq dan
Syari’ah, dan terhubungnya Islam, Iman dan Ihsan. Sehingga dalam melakukan kegiatan bernegara
dan berpolitik memiliki nuansa serta dimensi ibadah dan inilah worldview Islam.
Tentunya hal ini akan berbeda jauh dengan pandangan sekuler dalam hal bernegara
dan berpolitik ataupun pandangan Humanisme yang rajin mengatas namakan
kemanusiaan saja tanpa ada nilai ibadahnya.
Ketika
kebaikan dilakukan secara berjama’ah pastinya pahala tersebut juga berlipat
ganda, begitu juga sebalikkanya, jika sebuah kejahatan dilakukan bersama- sama
dalam artian berjama’ah pastinya akan berlipat
ganda juga adzabnya. Naudzubillah min dzalik
Memang
terkadang sebuah pemimpin berasal dari golongan. Akan tetapi ketika ia sudah
menjadi pemimpin, maka ia bukan hanya milik golongan semata melainkan milik
ummat secara keseluruhan dan itulah universalitas pemimpin. Akan tetapi tidak
cukup hanya menjadi pemimpin yang universal saja, melainkan juga menjadi
pemimpin yang beribadah kepada Allah sehingga ia benar- benar menjadi pemimpin
yang melampaui batas universal kemanusiaan. Wallahu ‘alam bi shawab
Penulis;
Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I
0 komentar:
Posting Komentar