menjaga generasi dari pendangkalan aqidah |
Bismillahirrahmanirrahim
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ -
اللَّهُ الصَّمَدُ - لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ -
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ] سورة
الإحلاص: ١-٤ [
aqidah merupakan pegangan hidup bagi seorang muslim, ia
adalah asas sekaligus pondasi bagi segala unsur-unsur bangunan Islam, jika
pondasi ini kokoh, maka ia akan bisa menyokong bagian atasnya, akan tetapi
apabila pondasi ini rapuh, maka bagian atasnyapun akan dengan mudah roboh.
Bahkan terkadang meskipun bagian atasnya roboh, karena ia memiliki pondasi yang
kokoh, pondasi itu tetap ada dan kuat. Begitulah gambaran Aqidah yang ada dalam
diri seseorang .
dan sekarang ini cara mendangkalkan
aqidah sepertinya semakin cerdik dan sistematis. Mereka melakukannya dengan
pelan-pelan hingga akhirnya secara tidak sadar menjadi kebiasaan. Ummat Islam
diajak untuk menyerupai perilaku mereka bahkan jika kita menolak kita bisa di
pecat, dimutasi, dsb. Kita juga dihadiahi kuda troy yang berbaju Toleransi (at-tasamuh).
Mereka memanfaatkan dan menyalah gunakan konsep tersebut. Dan atas nama
kemanusiaan (humanisme) pula mereka melancarkan aksinya. Hingga pada
akhirnya, bergeserlah dari keyakinan menuju kekufuran. naudzubillah
Hal ini mengingatkan kami akan penyataan
Dr. Cragg,
seorang misionaris terkenal asal Inggris, ia menyatakan: "Tidak perlu
diragukan lagi bahwa harapan terakhir misi Kristen hanyalah melakukan perubahan
sikap umat Muslim, sedemikian rupa sehingga mereka mau bertoleransi." (Hamid Fahmi Zarkasyi, Liberalisasi
Pemikiran Islam. Gontor: CIOS, 2008). Begitu pula dengan Samuel M Zwemer
seorang orientalis Yahudi yang menjabat direktur organisasi misionaris dan juga
pendiri Jurnal the Muslim World. Pada tahun 1935 pada Konferensi Misionaris di
Kota Yerussalem Zwemmer mengatakan bahwa:
"Misi utama kita sebagai
orang Kristen bukan menghancurkan kaum Muslimin, namun mengeluarkan seorang
Muslim dari Islam, agar jadi orang Muslim yang tidak berakhlak. Dengan begitu
akan membuka pintu bagi kemenangan imperialis di negeri-negeri Islam. Tujuan
kalian adalah mempersiapkan generasi baru yang jauh dari Islam. Generasi Muslim
yang sesuai dengan kehendak kaum penjajah, generasi yang malas, dan hanya
mengejar kepuasan hawa nafsunya. Di dalam mata rantai kebudayaan Barat, gerakan
misi punya dua tugas: menghancurkan peradaban lawan (baca: peradaban Islam) dan
membina kembali dalam bentuk peradaban Barat. Ini perlu dilakukan agar Muslim
dapat berdiri pada barisan budaya Barat akhirnya muncul generasi Muslim yang
memusuhi agamanya sendiri."
Dan sepertinya
usaha mereka ini sudah mulai nampak di sekeliling kita. Pada beberapa kurun
waktu terakhir muncul fenomena yang negative. Seperti: Alih-alih memakai
jilbab, mereka malah disuruh pakai baju Sinterklas, bahkan ada yang sudah dibolehkan
pakai jilbab kemudian dilarang kembali, dengan alasan, tidak seragam. Dihelatnya
perayaan-perayaan yang pada dasarnya menyeleweng dan menyimpang dari ajaran
Islam, bahkan isinyapun terkadang hanya hura-hura, foya-foya seperti hiburan
yang tak berarti. Lalu muncul kondomisasi, penolakan obat halal dan penghapusan
kolom agama di KTP, gerakan jaringan Islam liberal (JIL) dengan segala konsep
yang di usungnya, belum lagi ditambah dengan aliran dan paham sesat yang menyesatkan,
dll yang mungkin bisa anda tambahkan sendiri.
Masha’allah begitu banyaknya usaha-usaha
pendangkalan aqidah ini, dari segala lini kita diserang. Dari berbagai sudut
kita kita digerogoti. Hal ini mengingatkan kami pada satu ayat yang menjelaskan
bahwa setan memang diberi kemampuan untuk menghasut manusia dari berbagai sisi.
(Q.S. al-’Araf; 17). Walhamdulillah kita sebagai seorang muslim
sudah diingatkan akan hal ini. Allah juga mengingatkan supaya kita berlindung
dari godaan bangsa jin dan manusia yang menghasut dan memberi kita rasa was-was
dalam kehidupan ini. (Q.S. an-Nas; 1-6)
Jadi masyarakat
Muslim harus melek wacana, kita harus bangun dari tidur panjang kita, kita haru
menjadi manusia yang berilmu, karena ilmu bisa mengikis kesesatan dan kebodohan
kita, mari kita menimba ilmu dengan pemahaman yang benar serta tidak bathil, lawan
kita tidak akan ridlo sampai kita menjadi pengikutnya. (Q.S. al-Baqarah;
120)
Maka dari itu
kita harus waspada terhadap program pendangkalan aqidah ini. Perlu bagi kita
untuk mengintegrasikan antara Iman, Ilmu
dan Amal. mengaitkan antara Aqidah, Akhlaq dan Syari’ah. mengsinergikan Islam,
Iman serta Ihsan. sehingga kita bisa menjadi muslim yang khairu ummah.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia." Wallahu ‘alam bi shawab
Penulis: Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I
(Peneliti Centre For Knowledge And Islamic Civilization Studies -CKICS-)
0 komentar:
Posting Komentar