ادْعُ إِلَى سَبِيلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ
أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ (سورة النحل: 125)
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الْإِيمَانِ» (رواه
مسلم)
Beberapa waktu yang lalu, ada perlakuan aneh,
dari segolongan orang yang memiliki kekuasaan di negeri kita tercinta Indonesia.
Mereka berusaha mengawasi gerak- gerik ummat Islam, mereka mencoba untuk
mengawasi dakwah kita, mereka mencoba mencari- cari kesalahan, mereka seperti
ketakukan akan seruan ummat, untuk mengungkap kebenaran dan mengatakan
kebenaran. Ternyata hal semacam ini tidak hanya terjadi di Negara kita saja,
melainkan Negara- Negara lain juga memiliki kemiripan dengan yang telah mereka
lakukan, mungkin inilah yang dinamakan dengan ISLAMOPHOBIA (Phobia Islam).
Bukan suatu hal yang baru lagi, apabila
seseorang yang mengungkap kebenaran karena ia bertentangan dengan pandangan
penguasa akhirnya di bui atau di asingkan dan sebagainya. Para ulama- ulama
terdahulu sudah sering diperlakukan semacam itu, bahkan presiden pertama kita
pun (Soekarno), pernah dipenjara dan diasingkan, para pejuang kita yang lain
juga sama seperti presiden pertama kita. Lantas apakah pengungkap kebenaran itu
takut akan perlakuan yang semacam itu, tentu saja tidak, mereka malah semakin
berkobar untuk mengajak kepada kebenaran, bahkan mereka tidak takut mati.
Kenapa mereka tidak takut mati? Karena, merekalah sebenarnya para Mujahid
yang berjuang untuk menegakkan kalimat La Ilaha Illallah, dengan
keikhlasan, serta mengharap ridlo Allah, mereka berjihad (berjuang), harta,
tenaga, pikiran, bahkan nyawa pun mereka berikan demi tegaknya Islam di bumi
Allah ini [Q.S. al-Shaf; 11]. Mereka inilah,
sesungguhnya orang yang harus kita tiru, contoh, dan kita jadikan panutan.[
Q.S. Yasin; 21]
Namun, fenomena yang muncul sekarang ini cukup
aneh, mereka rela mati, demi seseorang, yang notabenenya adalah ciptaan dan
bukan Pencipta, Syirikkah yang demikian itu? Saya tidak tahu (Wallahu A’lam).
Melalui penjelasan singkat ini, semoga kita
bisa mengambil manfaat serta hikmah dibaliknya, dakwah menuju kebenaran harus
tetap kita laksanakan, semangat juang sebagai Mujahid harus ditanamkan. Keikhlasan
memperjuangkan Islam jangan sampai surut, karena, ketika kebenaran datang maka
kebathilan akan lenyap, dan ini yang kita harap, namun kita juga harus tahu
bahwa, sebaliknya, apabila kebathilan datang dan merebak maka kebenaranpun akan
surut naudzubillah min dzalik. Akan tetapi yankinlah bahwa kebathilan
akan lenyap.{logika dari Q.S. al-Isra’; 81}.
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk. (Q.S. al-Nahl; 125)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : “Barang siapa di antaramu melihat kemungkaran, hendaklah ia
merubahnya (mencegahnya) dengan tangannya (kekuasaannya) ; jika ia tak sanggup,
maka dengan lidahnya (menasihatinya) ; dan jika tak sanggup juga, maka dengan
hatinya, dan demikian itu adalah selemah-lemah iman”. [Muslim no. 49]. Wallahu
A’lam bi al-Shawab.
Penulis: Mohammad
Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Peneliti Centre For Knowledge And Islamic
Civilization Studies -CKICS-)
0 komentar:
Posting Komentar