يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً – سورة الأحزاب: ٥٩-
Dewasa ini modernitas begitu pesat,
liberalisasi pemikiran juga semakin deras, maka tak ayal pola pikir dan pola
hidup masyarakat baik secara disadari maupun tak disadari telah bergeser dari
fitrahnya. Di dunia hiburan baik per-film-an, music, komedi, talk show,
festival, dll, mengumbar aurat
sepertinya sudah bukan menjadi suatu hal yang tabu lagi, seolah-olah semuanya (laki-laki
dan perempuan) berlomba-lomba dalam hal mempertontonkan auratnya. Tentunya kita
sebagai seorang muslim yang mukmin tidak perlu dan tak sepatutnya mencontoh
atau bahkan mengikuti perilaku yang semacam ini.
Islam sebagai sebuah Din mengajarkan
kepada kita bahwa, aurat merupakan sebuah identitas bagi seorang muslim baik
laki-laki maupun perempuan. menjadi identitas dan pembeda antara seorang muslim
dan non muslim. terlebih lagi adalah pembeda antara perempuan muslimah dan non
muslimah (Q.S. al-Ahzab: 59).
Aurat di sini tentunya bukan hanya dari sisi
lahir saja, melainkan aspek batin juga memiliki aurat. Maka dari itu biasanya
kita sering mendengar ucapan “yang ditutupi jangan dalamnya saja tetapi luar
juga ditutupi” atau “percuma menutup aurat (lahir) jika hatinya (aurat batin)
tidak ditutupi” dll yang mungkin saja statemen tersebut sudah berkembang
menjadi sedemikian rupa sampai sekarang ini.
Mengenai hal ini sebenarnya Rasulullah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata:
إِنَّ
اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ
يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ. (رواه مسلم: 33. 2564)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad
kalian, dan bukan kepada rupa kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati
kalian ”
Dalam hadist lain
beliau juga pernah menyampaikan:
إِنَّ
اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى
قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ. (رواه مسلم: 34. 2564)
“Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada rupa kalian dan harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati
kalian dan perbuatan-perbutan kalian.”
Dari
hadist ini bisa kita pahami bahwa, hati dan amal memiliki kaitan erat dalam
diri kita. Keduanya saling bersinergi dan tak terpisahkan. Jika kita analogikan
terhadap aurat kita, maka aurat itu memang memiliki dua dimensi yaitu dimensi aurat
yang bersifat lahir dan batin. Aurat lahir kita tutupi dengan pakaian yang
menutupi tubuh kita (Q.S.
al-Ahzab: 59). Aurat batin kita tutupi dengan
baju taqwa (Q.S. al-A’raaf:26).
“Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu
supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
“Hai anak Adam,
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan
pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan
mereka selalu ingat”.
Semoga Allah memberi Hidayah
dan Taufiq-Nya kepada kita, sehingga kita bisa menjadi muslim yang kaffah
dalam menjalankan Syari’ah-Nya Amin. Wallahu ‘alam bi shawab.
Penulis: Mohammad Harir Saifu Yasyak,
S.Fil.I (Peneliti Centre For Knowledge And Islamic Civilization Studies
-CKICS-)
0 komentar:
Posting Komentar