يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى
أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً
مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ
الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
-١١- يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ
أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
تَوَّابٌ رَّحِيمٌ -١٢-
(سورة الحجرات)
Sahabat nabi merupakan salah
satu generasi terbaik karena merekalah assabiqunal-awwalin (orang-orang
yang pertama memeluk Islam). Merekalah para mujahid fi sabililah yang
memperjuangkan agama Islam, agama yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala
kepada nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Untuk seluruh ummat
manusia.
Meskipun ini merupakan permasalahan
lama, namun belakangan ini, dimunculkan kembali. Dan anehnya banyak juga yang tersesat,
tertipu, terpedaya oleh muslihatnya baik sadar mupun tidak sadar mengikuti
ajaran ini. Sebenarnya yang salah manusianya atau ajarannya atau
keduanya-duanya. Padahal ajaran ini sejatinya bukan berasal dari Islam. Ajaran ini
sebetulnya datangnya dari luar Islam, diselipkan dan tanpa sadar mengakar serta
berkembang biak hingga saat ini. Ajaran apakah itu? Yaitu ajaran menghina para
sahabat nabi Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam.
Sebagai seorang muslim yang mengintegrasikan
antara Iman, Ilmu dan Amal. Saling mengaitkan antara Aqidah, Akhlaq dan
Syari’ah, serta mengsinergikan Islam, Iman dan Ihsan. adalah keharusan untuk
selalu memahami agamanya dan mengetahui ajaran dalam agamanya sehingga ia bisa
mengetahui, mana yang yang termasuk dari agama dan ajarannya dan mana yang
bukan, supaya ia tidak salah dan tersesat dalam memahami dan mengamalkan ajaran
agamanya tersebut (Islam).
Jika kita perhatikan ayat diatas, tentu
yang namanya menghina itu merupakan perbuatan yang buruk. Dan tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Secara logika manusia pastinya tidak akan terima jika
dihina. Dari sisi etikapun ini sudah tidak sesuai dengan akhlaq sebagaimana
Islam ajarkan kepada kita selama ini.
Berikut implikasi yang sebenarnya secara
logika akal sehat manusia, bisa kita ketahui atau temukan jika mereka sampai
menghina para sahabat nabi:
- Dengan menghina para sahabat nabi, berarti telah mengakui bahwa Abu Bakar r.a, umar r.a, ustman r.a sudah mengghosob/ mencuri kekhalifahan Ali r.a.
- Menghina para sahabat nabi berarti tidak mengakui khulafaur-rasyidin.
- Menghina para sahabat nabi, berarti tidak mengakui mushaf yang dikumpulkan dan yang selama ini kaum muslimin pegang.
- Menghina sahabat nabi, berarti tidak mempercayai sebagian atau bahkan keseluruhan hadist yang diriwayatkan oleh para sahabat nabi yang sudah mereka hina.
- Hadist yang disanadkan kepada sahabat-sahabat nabi akan terputus karena dianggap tidak kompeten dalam periwayatan hadist, sehingga ummat muslim tidak lagi memiliki hadis yang sohih.
- Menghina sahabat nabi berarti sama saja menolak hadist sohih yang menyatakan bahwa para sahabat nabi yang sepuluh termasuk golongan sahabat yang dijamin surganya oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
- Hampir bisa dipastikan bahwa dalam doa merekapun pasti isi doanya berupa laknatan dan hujatan kepada para sahabat yang sudah biasa mereka hina itu.
- Menghina para sahabat nabi, berarti mereka setengah-setengah dalam menerima hadist tersebut, padahal yang dijamin adalah sepuluh bukan satu atau dua orang saja.
- Jika tidak mempercayai kebenaran hadist tersebut, berarti sama saja tidak mempercayai nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sebagai penyampai risalah kebenaran.
- Jika tidak mempercayai nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sebagai penyampai kebenaran, berarti sama saja menganggap nabi itu salah.
- Dengan menganggap nabi itu salah, berarti malaikat jibril yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu bahwasanya sahabat nabi yang sepuluh itu telah dijamin masuk surga juga salah.
- Menganggap malaikat jibril itu salah dalam menyampaikan wahyu, berarti sama saja dengan menolak kebenaran wahyu yang disampaikan kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam.
- Menolak kebenaran akan wahyu itu, berarti tidak mempercayai bahwasanya wahyu tersebut datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala.
- Dengan tidak mempercayai bahwasanya wahyu tersebut datangnya dai Allah subhanahu wa ta’ala. Berarti imannya kurang lengkap.
- Imannya kurang lengkap dalam hal: beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat-malaikat Allah, dan beriman kepada rasul-rasul Allah.
Dari keterangan ini bisa kita dapati bagaimana
dan apa dampak atau implikasi jika sampai ajaran yang menghina para sahabat
nabi tersebar luas. Mungkin saja implikasinya lebih banyak daripada yang sudah
kami sebutkan di atas.
Bisa jadi mereka menolak implikasi-implikasi
tersebut, semisal: kami masih beriman kepada Allah dst. Tetapi sebenarnya
dengan pernyataan tersebut mereka sudah terjebak dengan sendirinya. Ya kita
balik Tanya: jika anda mengaku beriman kepada Allah dst. Mengapa anda tidak
mengakui kebenaran akan jaminan masuk surganya para sahabat nabi yang sepuluh
tersebut. Padahal jaminan itu datangnya dari Allah subhanahu wa ta’ala
dan bukan dibuat-buat atau mengada-ngada?. Tentu mereka akan terdiam dengan
sendirinya.
Menghina sahabat-sahabat nabi jika kita
kaitkan dengan kekinian sekarang ini, tentunya sudah melanggar HAM dan merusak
ketenangan ummat muslim secara keseluruhan, tinggal kita sebagai ummat muslim
ini merasa terusik apa tidak jika salah satu dari keluarga kita ini dihina. Karena
sesungguhnya ummat muslim itu adalah satu kesatuan yang kokoh dan saling
menguatkan layaknya bangungan, seperti satu tubuh yang jika sebagian tubuhnya
terasa sakit, maka organ yang lainpun pastinya juga akan merasakan rasa sakit
tersebut.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya,
boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Wallahu ‘alam bi shawab
Penulis: Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I
(Peneliti Centre For Knowledge And Islamic Civilization Studies -CKICS-)
0 komentar:
Posting Komentar