Bangun peradaban Islamy |
Bismillahirrahmanirrahim
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي
مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ -٦٨- ثُمَّ كُلِي
مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلاً يَخْرُجُ مِن
بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاء لِلنَّاسِ إِنَّ فِي
ذَلِكَ لآيَةً لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ -٦٩-
(سورة النحل)
Menjadi seorang pemimpin memang tidaklah
mudah. Pemimpin merupakan panutan bagi yang dipimpinnya, maka ia harus bisa
menjadi Qudwah hasanah terhadap masyarakat yang ia pimpin. Ia
harus punya inovasi dalam kepemimpinannya, supaya Negara yang ia pimpin
berkembang dan maju. Pemimpin harus kreatif agar ketika ia mendapati masalah
atau problem dalam kepemimpinannya, ia punya banyak solusi dan bisa
menyelesaikan permasalahan Negara dengan baik. Ia juga harus giat bekerja,
berjuang dan berusaha, untuk membuktikan bahwa ia memang layak untuk menjadi
seorang pemimpin. Tetapi selain menjadi seorang pemimpin, sebenarnya ia adalah
seorang hamba Allah, yang dalam totalitas kehidupannya ditujukan untuk
beribadah kepada-Nya dan tiada lain selain Ia yang patut untuk disembah.