Bismillahirrahmanirrahiim
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ
الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ
إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً ( سورة
النساء -٥٨- )
Kesadaran merupakan kondisi di mana seseorang
mengerti akan norma-norma, nilai-nilai, perilaku, perangai, dan akhlaq yang
terdapat dalam dirinya. Kesadaran berarti seseorang mengetahui bahwa sesuatu
itu baik atau buruk, kesadaran ialah kebalikan dari kelalaian, jika seseorang
sadar maka ia telah berbuat adil namun jika ia telah lalai berarti ia sudah
melakukan kedzoliman.
Pemerintahan bukanlah sekedar jabatan
yang diperebutkan, dikuasai, dan di duduki. ia lebih mulia dari secuil derajat yang ingin
dicapai seseorang. Menjadi pemerintah berarti ia memiliki tanggung jawab
terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Dan juga di dalamnya ada kewajiban serta
hak yang harus dijalankan, sehingga ketika ia menjadi pemerintah tidak dzolim
terhadap diri sendiri dan juga orang lain. Pemerintah hakikatnya adalah merupakan
sebuah amanah yang besar. Karena tidak sembarangan seseorang itu bisa mengemban
amanah atau tugas yang telah diberikan.
Namun ternyata ada beberapa oknum dalam
pemerintah yang mana ia tidak sadar (lali-lalai) entah disengaja atau tanpa
sengaja melakukan kedzoliman atas dirinya sendiri dan juga orang lain. Tentu hal
semacam ini perlu kita benahi dan perbaiki karena yang seperti itu merupakan
perbuatan yang tidak patut untuk kita tiru.
Perbuatan yang tidak sepatutnya
dilakukan oleh pemerintah di sini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN),
menghalangi, menghambat atau mempersulit perizinan (selama perizinannya sesuai
dengan syari’ah dan bukan untuk kejahatan, kedzoliman dan kesesatan), mangkir
atau bolos, dll.
Maka dari itu, sejak dini kita harus mendidik
generasi-generasi setelah kita dan bahkan kita sendiri, untuk supaya selalu
bisa memahami apa itu hakikat sebuah amanah. Mengetahui haq dan bathil, adil dan
dzolim, kewajiban dan juga hak yang harus dilakukannya sebagai pengemban
amanah. Supaya terhindar dari mental-mental oknum yang tidak layak untuk kita
ikuti tersebut.
Saatnya mencetak dan memimpin khairu
ummah yang sanggup mengintegrasikan antara Iman, Ilmu dan Amal. Saling
mengaitkan antara Aqidah, Akhlaq dan Syari’ah, serta mengsinergikan Islam, Iman
dan Ihsan. sehingga pemerintahan kita ini semakin baik, bisa dipercaya
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. Wallahu ‘alam bi
shawab
Penulis: Mohammad Harir Saifu Yasyak, S.Fil.I (Peneliti
Centre For Knowledge And Islamic Civilization Studies -CKICS-)
0 komentar:
Posting Komentar